Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Lebih berhemat di tiga tempat #2

“Kamu kuliah di mana?” Kataku kepada teman yang tak sengaja bertemu di suatu pertandingan bola voli.    “Tahun lalu aku rehat dari dunia sekolah, tapi bulan kemarin aku sudah mendaftar di Kudus.” Jawabnya sambil duduk di atas motor.      Kami berdua jarang bertemu tetapi saling mengenal dan akrab karena sering menonton pertandingan Persijap Jepara. Tentang bola voli hanya dia yang gemar bukan aku. Aku hanya ingin menonton teman-teman satu kampungku melakoni laga uji coba. Dalam pikirku yang tidak tahu mau berbuat apa setelah lulus sekolah, terbersit ingin kuliah di sana juga.      Aku sendiri pun seperti tidak begitu antusias mengambil kuliah jurusan manajemen yang di luar dugaan banyak sekali mata kuliah serba hitungan yang sering membuatku ingin berhenti saja, tetapi kali ini aku tidak menceritakan tentang lika-liku perkuliahanku di sana, tetapi lebih kepada bagaimana caraku mengelola keuangan dengan sebaik-baiknya.      K...

Lebih berhemat di tiga tempat #1

Saya kira ketika membeli makanan di burjo lebih murah daripada memasak sendiri. Ternyata tidak. Saya agak menyesal telah menghabiskan uang saya hanya untuk makan. Padahal sudah saya perkirakan berapa uang untuk makan dan berapa sisa untuk membeli kebutuhan lain. Selama membeli makanan di burjo hampir tidak menyisakan uang untuk ditabung. Untuk kali ini saya hidup jauh dari orang tua dengan uang saku yang cukup boros. Tidak seperti ketika di Pare atau di Kudus. Saya pernah satu pekannya hanya bermodalkan uang seratus ribu rupiah dan setiap bulannya ada sekitar empat ratus ribu rupiah uang yang saya tabung. Selama beberapa bulan, uang itu terkumpul lumayan banyak, sehingga saya bisa membeli sepatu, jersei bola, dan masih ada sisa untuk saya menonton pertandingan di jepara.      Pada waktu itu saya benar-benar hidup dalam kehematan dan bahkan terbilang irit. Sehari-harinya hanya makan nasi putih, telur, dan kecap. Kalau terasa bosan pergi ke warung membeli tempe ...

Kelak suatu saat nanti

Kebanyakan lelaki ketika memiki banyak uang akan memilih untuk memiliki banyak istri, tetapi tidak denganku. Aku lebih memilih untuk memiliki banyak anak, sebab mereka tidak hanya akan mewarisi gen biologisku tetapi juga ideologisku. Untukku, satu orang istri sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanku. Karena aku merasa sudah menemukan kelengkapan hanya pada seorang wanita saja. Kalau dipikir-pikir buat apa memiliki banyak istri tetapi mereka tidak benar-benar mencitaiku melainkan uangku. Bukankah manusia diciptakan berpasang-pasangan? satu laki-laki hanya untuk satu perempuan?      Salah satu problematika yang dialami seorang poligami adalah dia tidak menemukan kesempurnaan pada seorang wanita saja. Melainkan dia hanya menemukan satu keunggulan pada satu wanita lalu cepat-cepat ingin menikahinya. Lambat laun keunggulan tersebut akan memudar dan terkesan merasa bosan dengan seiring berjalannnya waktu. Misalnya seperti ini, seorang lelaki menikahi seorang wanita...

Sedikit dari problematika pendidikan zaman modern

     Semester awal telah kulalui dengan segala kekhawatiran dan kegelisahan. Jujur saja saya agak terkejut dengan sistem pembelajaran dalam jaringan di mana dosen tidak begitu jelas mengajarkan sebuah materi dan terlalu sering memberikan tugas dengan jangka waktu yang singkat, maksimal satu minggu walaupun ada beberapa tugas yang diberi durasi pengerjaan lebih dari satu bulan seperti tugas membuat makalah. Saya sendiri agak gagap dengan kecanggihan teknologi khususnya dalam Microsoft word dan Power point . Anehnya saya mengerjakan bukan menggunakan laptop atau komputer melainkan telepon genggam. Dari SMP sampai sekarang saya sangat asing dengan serba-serbi komputer, padahal waktu di SMP saya mendapat jam tambahan untuk pelatihan komputer sehabis jam pelajaran selesai, dan itu berbentrokan dengan jam Madrasah saya. Itu berarti saya harus memilih salah satu dari kedua pilihan tersebut. Orang tua menyerahkan pilihan tersebut pada saya. Sempat saya berpikir bahwa kedua hal te...

Persijap itu yang mana?

     Persijap Jepara itu yang mana? Apakah ia sebuah klub sepak bola di jepara? Bagaimana dengan klub sepak bola lain yang bermain di jepara? Apakah mereka bisa disebut sebagai Persijap juga? Apakah Persijap itu harus ber- home base di Stadion Gelora Bumi Kartini atau Kamal Junaidi? Bagaimana suatu saat nanti Persijap memiliki rumah baru di belahan lain bumi jepara? Apakah ia tidak lagi disebut Persijap Jepara juga?     Sebenarnya masih banyak lagi tanda tanya mengenai eksistensi Persijap Jepara dan tidak ada satu pun jawaban yang memuaskan keingintahuan saya. Karena menurut saya persijap jepara adalah satu realitas yang tidak jelas, sangat absurd. Tidak ada yang pasti darinya, tapi dibalik ketidakjelasannya, ia memang benar-benar ada. Tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi tiba-tiba begitu mudahnya mendiami dengan tenang di isi kepalaku yang ramai kekacauan.      “Tapi kan aku bisa mengenakan jersei Persijap?”      “Iya itu j...

Berikanlah kepada ia

Oh Tuhan maha cinta Engkau sumber cinta Tolong berikanlah setetes cinta-Mu kepadanya Biar aku rasa sampai tiada Engkau Tuhan maha suci Bisakah aku mencintainya dengan murni? tidak lagi karena itu atau ini yang benar-benar mencintai bukan karena rupa atau nama melainkan segenap jiwa dan rohnya Terima kasih Tuhan Engkau hadirkan cinta dalam diriku walau kadang kala aku menguat dan berbaring lemah walau kadang kala ia mengacuhkan ketulusanku

Burjo penyambung hidupku

     Ketika aku datang ke kota ini, aku merasa akan mendapat kesulitan untuk bertahan hidup. Tidak ada saudara dalam satu atap, hanya teman satu bekas komunitas. Itu pun terpaut beberapa angka dari usiaku, dan itu pun kami jarang bertemu walaupun kami sangat akrab, tetapi tetap saja aku merasa sungkan meminta bantuan. Padahal ibu menyediakanku uang saku yang cukup untuk beberapa bulan ke depan, tapi aku tetaplah aku yang sama di masa lampau. Tetap hidup dalam kehematan berbagai kebutuhan sehari-hari, hanya untuk mengumpulkan uang tabungan untuk berjaga di masa depan. Manusia tidak ada yang tahu tentang apa saja yang akan menimpa mereka suatu saat nanti. Satu jam ke depan pun tidak ada yang tahu pembelokan ekspektasi yang direncanakan di masa sekarang.        Aku ini memang agak aneh, sudah disediakan untuk hidup yang lebih enak tetap saja memilih jalan yang berliku seperti yang kutempuh beberapa waktu lampau. Saban harinya cuma makan nasi telur dan seg...

Laga pertama seingatku

     Apa yang paling kuingat dari Persijap Jepara adalah ketika bapak pertama kali mengajakku menonton langsung di stadion. Sebenarnya bukan bapak yang mengajakku, tapi aku sendiri yang meminta karena rasa penasaranku kepada orang-orang di sekitar yang sangat antusias menontonnya. Kira-kira tiga belas tahun yang lalu suatu sore di halaman rumah bersama teman-teman yang saling berebut bola ketika aku masih setinggi pusar orang dewasa. Bola plastik itu mengelinding ke arah mobil bak terbuka yang baru sampai dari Stadion Gelora Bumi Kartini yang beberapa bulan sebelumnya diresmikan.       Waktu itu aku hanya mendengar nama Persijap dari lontaran percakapan dari orang-orang yang bergumul di teras rumah. Entah itu yang membicarakan kemenangan, kekalahan, atau permainan yang buruk, atau peluang yang terbuang sia-sia atau serba-serbi lainnya. Sampai pada  akhirnya aku meminta kepada bapak untuk menonton pertandingan secara langsung.       ...

Postingan populer dari blog ini

Sebuah lapangan sore hari

  Saya kira musim ini dan seterusnya, saya tidak akan menonton bola lagi, tidak akan pergi ke stadion, tidak akan pergi ke luar kota untuk mengikuti laga-laga berikutnya. Saya kira saya akan menutup musim lalu dengan terpaku di kursi meracau tentang peluang-peluang yang terbuang sia-sia. Sehari sebelum peluit ditiup, saya akan merencanakan itu, berhenti menjadi penggemar klub sepak bola. Berita kematian dari media ke media menyayat hati saya sebab begitu mudahnya menghilangkan nyawa anak manusia yang masih memiliki perjalanan yang jauh. Manusia macam apa yang tega melakukan perbuatan itu? Atas dasar apa melakukan itu? Siapa yang mereka tiru? Dan yang lebih penting apa tujuan itu semua? Ketika pertandingan dihelat pada hari itu, maka di hari yang sama, siang dan malam menjadi instabilitas psikologis. Kejiwaan saya terombang-ambing di lautan ketidakpastian. Saya kerap khawatir mengenakan lambang atau nama klub dan komunitas yang terpampang di pakaian. Saya merasa tidak aman. Seolah...

Lebih berhemat di tiga tempat #2

“Kamu kuliah di mana?” Kataku kepada teman yang tak sengaja bertemu di suatu pertandingan bola voli.    “Tahun lalu aku rehat dari dunia sekolah, tapi bulan kemarin aku sudah mendaftar di Kudus.” Jawabnya sambil duduk di atas motor.      Kami berdua jarang bertemu tetapi saling mengenal dan akrab karena sering menonton pertandingan Persijap Jepara. Tentang bola voli hanya dia yang gemar bukan aku. Aku hanya ingin menonton teman-teman satu kampungku melakoni laga uji coba. Dalam pikirku yang tidak tahu mau berbuat apa setelah lulus sekolah, terbersit ingin kuliah di sana juga.      Aku sendiri pun seperti tidak begitu antusias mengambil kuliah jurusan manajemen yang di luar dugaan banyak sekali mata kuliah serba hitungan yang sering membuatku ingin berhenti saja, tetapi kali ini aku tidak menceritakan tentang lika-liku perkuliahanku di sana, tetapi lebih kepada bagaimana caraku mengelola keuangan dengan sebaik-baiknya.      K...

Kalah

Ketika peluit ditiup aku selalu ragu, engkau akan membawa angka atau justru dibikin malu. Entah di kandang atau sebagai tamu. Aku sendiri selalu khawatir ketika bola di muka gawang. Mungkin saja blunder atau sekadar hoki. Berharap bola segera keluar dari area pertahanan. Semakin kencang dada ini berdebar. Disepak jauh beruntung berbuah angka, jika sebaliknya menembus batas akhir menampar jala, ritus-ritus kolega menaruh kedua tangan di atas kepala memasang waajah kecewa.