Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Bilbao sampai Sankt Pauli

Seperti kebanyakan anak laki-laki dari Jepara pada umumnya yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola untuk Persijap Jepara, namun jalan hidup berkata lain. Saya bahkan tidak pernah mengikuti kompetisi sepak bola resmi manapun, dan saya pun bersyukur, menjadi pesepakbola di Indonesia tidaklah sejahtera seperti di liga-liga eropa. Apalagi untuk Persijap Jepara, tim yang beberapa tahun terakhir terseok-seok setelah turun dari super liga. Dari finansial sampai pembibitan. Saya tidak tahu apakah di klub ini ada semacam tim pencari bakat yang memiliki kecerdasan visioner dalam melihat bakat-bakat potensial anak-anak Jepara. Ketika saya membaca beberapa artikel yang beredar gratis di dunia maya, saya terkesan dengan dua tim dari eropa, Athletic Club Bilbao dan Sankt Pauli. Terpampang rapi di laman resmi Bilbao, Every single one of Athletic Club's players was either born in the Basque Country or brought up here . Saya terkejut dengan kalimat itu. Seolah-olah ketidakmungkinan di t...

Tidak, saya tidak akan berhenti!

Saya memang cenderung berbeda dalam mengambil keputusan. Terkadang harus berseberangan dengan orang-orang entah siapa pun itu, dan saya pun tidak ada niat untuk menyangkal atau mengajak berdebat. Perdebatan hanya memperkeruh suatu hubungan. Tidak mencapai titik temu, tetapi hanya ego semata yang diutamakan. Mengapa sangatlah berat mengesampingkan ego untuk mencapai kesepakatan? Orang tidak tahu apa yang harus disanggah, dipermasalahkan, diperbincangkan. Selama ini yang saya lihat hanyalah mendebat personalianya, kepribadiannya, bukan argumen atau pendapat yang diutarakan. Maka dari itu orang mudah marah jika dikritik, karena tersinggung martabat dan harga dirinya. Ini sangat signifikan dampaknya untuk pertemuan yang akan datang. Selama ini yang saya amati dalam ruang-ruang diskusi hanya membahas sesuatu yang sifatnya remeh-temeh, bukan esensi ataupun substansi. Mereka hanya berputar-putar dalam pembicaraan. Hanya berjalan di tempat tanpa ada langkah atau lompatan besar. Maka dari itu s...

Postingan populer dari blog ini

Sebuah lapangan sore hari

  Saya kira musim ini dan seterusnya, saya tidak akan menonton bola lagi, tidak akan pergi ke stadion, tidak akan pergi ke luar kota untuk mengikuti laga-laga berikutnya. Saya kira saya akan menutup musim lalu dengan terpaku di kursi meracau tentang peluang-peluang yang terbuang sia-sia. Sehari sebelum peluit ditiup, saya akan merencanakan itu, berhenti menjadi penggemar klub sepak bola. Berita kematian dari media ke media menyayat hati saya sebab begitu mudahnya menghilangkan nyawa anak manusia yang masih memiliki perjalanan yang jauh. Manusia macam apa yang tega melakukan perbuatan itu? Atas dasar apa melakukan itu? Siapa yang mereka tiru? Dan yang lebih penting apa tujuan itu semua? Ketika pertandingan dihelat pada hari itu, maka di hari yang sama, siang dan malam menjadi instabilitas psikologis. Kejiwaan saya terombang-ambing di lautan ketidakpastian. Saya kerap khawatir mengenakan lambang atau nama klub dan komunitas yang terpampang di pakaian. Saya merasa tidak aman. Seolah...

Perempuanku

  Apa yang tidak aku temukan dalam ilmu pengetahuan, aku temukan dalam dirimu. Seolah-olah aku merasa bahwa aku menemukan diriku dalam dirimu Dan ternyata kamu adalah perempuan yang selama ini aku cari Dan ternyata kamu adalah bunyi yang aku hayati setiap pagi Dan untuk pertama kalinya aku bersaksi bahwa tiada perempuan selain engkau.   Aku percaya bahwa Tuhan yang menciptakan perempuan secantik engkau adalah Tuhan Yang Mahabesar dan Maha Pengasih.

Bukan pilihan

     Saya tidak pernah memilih untuk mencintai klub ini. Semuanya begitu saja terjadi tanpa mudah untuk dimengerti. Kalau saya telaah satu per satu memang benar saya tidak memilih klub ini. Sepertinya ada campur tangan tuhan di dalamnya dan pastinya ini sudah direncanakan bukan semata-mata kebetulan. Alasan saya sederhana sekali, saya lahir dan besar di kota ini. Saya gemar bermain bola dan satu-satunya klub sepak bola profesional di kabupaten ini adalah Persijap Jepara 1954.      Misal saja saya dilahirkan dan dibesarkan di kota atau pulau seberang, pastinya saya akan mendukung klub bola dari kabupaten tersebut. Secara materi memang tidak ada untungnya menjadi penggemar klub sepak bola, apalagi dengan prestasi yang itu-itu saja dan jajaran pemain yang biasa saja. Malah banyak ruginya, tapi kehidupan ini bukan soal materi saja, tetapi lebih kepada kepuasan batin, dan inilah yang terpenting walaupun sifatnya relatif juga.         Kar...