Langsung ke konten utama

Menulis dan menulislah!

 

Penulis adalah pekerja kreatif

Tidak ada yang sia-sia dari menulis

Tidak ada yang salah dari sebuah tulisan

Itu yang saya yakini.

 

Adalah kegiatan ini jarang dilakukan oleh kebanyakan orang dan ketika saya melihat seorang penulis, kata yang terlintas dalam kepala saya adalah orang ini keren sekali.

Mungkin pembaca memiliki beberapa teman yang seorang ahli grafis, desainer, perupa, atau pelukis tetapi belum tentu pembaca memiliki seorang penulis. Sebab menulis bukanlah kegiatan untuk menghasilkan uang, melainkan lebih kepada berpikir dan berkontemplasi. Perlu banyak waktu untuk menghasilkan sebuah tulisan melalui proses mempertanyakan, mencari jawaban, dan merenungi secara dalam-dalam. Menguras banyak tenaga tanpa menghasilkan sepeser pun rupiah.

Jika disandingkan mana di antara gambar atau tulisan yang lebih menarik mata. Tentu pastinya adalah gambar, dengan perpaduan warna-warna yang memanjakan kedua bola mata dan garis-garis yang membentuk rupa. Sehingga gambar lebih mudah diterima khalayak. Tetapi tulisan, hanyalah kumpulan kata yang disusun berkalimat, berparagraf, sampai berhalaman-halaman. Sekilas monoton, itu-itu saja, membikin kantuk. Bahkan cukup melihat buku setebal 500 halaman pun sudah membuat kepala pusing. Ingin muntah rasanya. Tidak ada yang menarik dari sebuah tulisan. Itu yang terpikir sebelum mengenal buku.

Perjumpaan saya ketika masih di sekolah menengah dengan artikel-artikel yang bertebaran di internet menambah rasa penasaran saya. hingga beralih ke Youtube guna mencari referensi lain. Waktu itu saya belum merasa puas dengan jawaban-jawaban yang dilontarkan dan akhirnya saya terpikir untuk membaca buku, satu-satunya sumber referensi yang tersisa dan mau tidak mau saya harus melakukannya untuk memuaskan rasa penasaran saya. Bukannya terpuaskan, saya justru semakin penasaran dengan bacaan-bacaan lain.

Awal-awalnya saya merasa susah menemukan buku yang tepat, atau jangan-jangan saya sendiri memang tidak cukup mampu memahaminya. Beberapa tahun saya berhenti membaca. Singkat cerita, dalam satu tayangan, saya menemukan seseorang yang mendongkrak keinginan saya untuk menulis. Dialah Tere Liye dengan novel pertama yang saya baca berjudul Rindu. Seolah-olah dalam hati: saya ingin menulis dengan teknik yang ia gunakan. Topiknya biasa saja, tetapi dikemas dengan sudut pandang yang berbeda. Sehingga menghasilkan tulisan yang sangat menyentuh. Ini keren sekali. Cukup sampai di sini mengenai Tere Liye, bukan ia yang ingin saya bahas, melainkan tulisan pada umumnya.

Percaya atau tidak, Sebuah tulisan memiliki daya ledak yang luar biasa. Lebih besar daripada bom Hiroshima-Nagasaki yang dijatuhkan sekutu. Saya ambil contoh, Communist Manifesto hanyalah 23 halaman yang berisi kumpulan pamflet propaganda, walaupun ketika diterbitkan menjadi buku menjadi sekitar seratus halaman, tetapi dampak dari buku tersebut sampai ke seluruh dunia. Buku yang dianggap sebagai tonggak awal perlawanan terhadap kapitalisme modern itu mampu membakar semangat kelas bawah yang melahirkan revolusi di mana-mana.

Orang bebas menafsirkan isi dari buku tersebut sampai-sampai ratusan juta orang habis dibantai karena kumpulan pamflet tersebut. Sebegitu mengerikannya buku tipis itu. Bukan pembantaian yang saya harapkan dari tulisan, melainkan mengkonversinya ke dalam bentuk yang positif.

Sebuah tulisan akan membantu manusia menghadapi masa depan.

Selama manusia hidup di dunia, ia akan menghadapi masalah. Kalaupun masalah itu mampu diselesaikan akan muncul masalah baru dan begitu seterusnya. Saya sendiri sering menyelesaikan masalah dari sumber referensi yang pernah saya pelajari, termasuk buku. Karena buku adalah kumpulan tulisan masa lalu yang diabadikan, kemudian menjadi bagian sejarah manusia dan mirisnya, kehidupan ini adalah pengulangan sejarah. Pola sejarah akan terus terulang hanya aktornya yang berbeda. Siapapun yang tidak mempelajari sejarah, ia akan dipaksa mengulanginya. Dari membaca ini saya terbantu untuk berjaga-jaga menghadapi masa depan.

Semakin bertambahnya tulisan, semakin banyak kesempatan membaca, semakin banyak cara untuk mengatasi masalah, dan semakin banyak cara untuk membuat sesuatu yang baru.

Apa pun bisa dijadikan topik tulisan, untuk sepak bola jepara ini memang kekurangan sangat banyak literasi. Perlu banyak topik yang diangkat ke permukaan. Agar kreatifitas dan inovasi tidak berhenti titik itu saja. dan perlu banyak penulis-penulis yang perlu dilahirkan di kota ini. Sebelum kota ini mati karena kekurangan referensi, maka tujuan utama dari ditulisnya artikel ini adalah ajakan untuk menulis.

Pramoedya mengatakan bahwa orang boleh menjadi pintar sepintar-pintarnya, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat. Rekam jejaknya hilang ditelan masa. Plato hidup 2.400 tahun lalu, tetapi buku-bukunya tetap ada, diterbitkan dan dibaca sampai sekarang. Sebab menulis adalah pekerjaan keabadian. Orang-orang seperti Jalaluddin Rumi, Kahlil Gibran, Soekarno, Tan Malaka, Ernest Hemingway, George Orwell memang sudah meninggal puluhan bahkan ratusan tahun lalu, tetapi kata-kata, ide, dan pemikirannya tetap dipakai oleh setiap generasi.

Menulislah sebab inilah jejak kehidupan anda. Inilah cara kita menciptakan peradaban baru masyarakat yang intelektual. Bukan tentang benar atau salah, bagus atau jelek sebuah tulisan, tetapi bisakah anda memindahkan pemikiran-pemikiran dari kepala anda ke dalam sebuah halaman. Tulislah dengan jujur, sesuai dengan apa yang anda rasakan dalam hati dan pikirkan dari kepala anda. Jangan tinggalkan satu kalimat bahkan satu kata pun yang terlintas di benak anda. Rajin-rajin mencicil kata per kata. Simpan dalam note anda. Kumpulkan dan rangkailah menjadi sebuah tulisan. Menulis dan menulislah! Saya mengajak anda untuk mencatat setiap peristiwa. Jangan ragu, jangan menyerah. Tidak masalah jika orang menilai tulisan kita buruk, asal masih ada asa dari dalam diri untuk menulis yang lebih baik. Tingkatkan dan tingkatkan! Produksi lebih banyak tulisan dan gagasan. Baca lebih banyak tulisan, pikirkan dengan otak intelijen anda, dan tuangkan dalam sebuah tulisan. Jangan berhenti! Teruslah menulis.

Apa yang paling nikmat dari tulisan yang sudah dipublikasikan? Adalah tulisan yang dibaca, dikutip, dibagikan, ataupun ditanggapi. Tidak masalah hanya sepasang mata yang membaca tulisan anda, karena bukan berapa jumlah pembaca, tetapi seluas apa pemikiran anda. Sudah berbuat apa untuk hari ini. Berikan kepada dunia walau mereka tidak meminta.

Tidak ada rasa tersaingi atau tersisihkan dari saya jika semakin banyak orang menulis. Justru inilah sebuah keuntungan untuk saya agar memiliki referensi bacaan yang beragam dan berpotensi untuk memperbesar semangat api kepenulisan saya. Saya menanti rekan sekaligus kompetitor dalam dunia kepenulisan saya. Saling berbalas tulisan, bertukar pikiran, berdiskusi, dan berbincang bersama. Anda mengkritik tulisan saya dan saya juga akan mengkritik tulisan anda. Dengan begitu maka akan  tercipta ekosistem literasi yang kritis dalam sepak bola jepara.

Bacalah apa pun tulisan atau buku itu, entah akademis maupun naratif, entah nonfiksi atau fiksi, entah ilmiah atau opini. Bacalah semua tema yang membuat anda tidak pernah berhenti pada sebuah titik. Lanjutkan membaca buku-buku lain yang senada. Semakin banyak anda membaca, semakin banyak yang perlu ditulis. Jangan pernah berhenti untuk suatu hal yang baik. Kota ini membutuhkan banyak penulis dan saya harap andalah orangnya.

Walaupun nanti saya tidak bekerja di dunia kepenulisan, tetapi saya akan tetap menulis seperti biasanya. Karena dengan menulis saya abadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah lapangan sore hari

  Saya kira musim ini dan seterusnya, saya tidak akan menonton bola lagi, tidak akan pergi ke stadion, tidak akan pergi ke luar kota untuk mengikuti laga-laga berikutnya. Saya kira saya akan menutup musim lalu dengan terpaku di kursi meracau tentang peluang-peluang yang terbuang sia-sia. Sehari sebelum peluit ditiup, saya akan merencanakan itu, berhenti menjadi penggemar klub sepak bola. Berita kematian dari media ke media menyayat hati saya sebab begitu mudahnya menghilangkan nyawa anak manusia yang masih memiliki perjalanan yang jauh. Manusia macam apa yang tega melakukan perbuatan itu? Atas dasar apa melakukan itu? Siapa yang mereka tiru? Dan yang lebih penting apa tujuan itu semua? Ketika pertandingan dihelat pada hari itu, maka di hari yang sama, siang dan malam menjadi instabilitas psikologis. Kejiwaan saya terombang-ambing di lautan ketidakpastian. Saya kerap khawatir mengenakan lambang atau nama klub dan komunitas yang terpampang di pakaian. Saya merasa tidak aman. Seolah...

Kalah

Ketika peluit ditiup aku selalu ragu, engkau akan membawa angka atau justru dibikin malu. Entah di kandang atau sebagai tamu. Aku sendiri selalu khawatir ketika bola di muka gawang. Mungkin saja blunder atau sekadar hoki. Berharap bola segera keluar dari area pertahanan. Semakin kencang dada ini berdebar. Disepak jauh beruntung berbuah angka, jika sebaliknya menembus batas akhir menampar jala, ritus-ritus kolega menaruh kedua tangan di atas kepala memasang waajah kecewa.

Bukan pilihan

     Saya tidak pernah memilih untuk mencintai klub ini. Semuanya begitu saja terjadi tanpa mudah untuk dimengerti. Kalau saya telaah satu per satu memang benar saya tidak memilih klub ini. Sepertinya ada campur tangan tuhan di dalamnya dan pastinya ini sudah direncanakan bukan semata-mata kebetulan. Alasan saya sederhana sekali, saya lahir dan besar di kota ini. Saya gemar bermain bola dan satu-satunya klub sepak bola profesional di kabupaten ini adalah Persijap Jepara 1954.      Misal saja saya dilahirkan dan dibesarkan di kota atau pulau seberang, pastinya saya akan mendukung klub bola dari kabupaten tersebut. Secara materi memang tidak ada untungnya menjadi penggemar klub sepak bola, apalagi dengan prestasi yang itu-itu saja dan jajaran pemain yang biasa saja. Malah banyak ruginya, tapi kehidupan ini bukan soal materi saja, tetapi lebih kepada kepuasan batin, dan inilah yang terpenting walaupun sifatnya relatif juga.         Kar...