Penulis adalah pekerja
kreatif
Tidak ada yang sia-sia
dari menulis
Tidak ada yang salah
dari sebuah tulisan
Itu yang saya yakini.
Adalah
kegiatan ini jarang dilakukan oleh kebanyakan orang dan ketika saya melihat
seorang penulis, kata yang terlintas dalam kepala saya adalah orang ini keren
sekali.
Mungkin
pembaca memiliki beberapa teman yang seorang ahli grafis, desainer, perupa,
atau pelukis tetapi belum tentu pembaca memiliki seorang penulis. Sebab menulis
bukanlah kegiatan untuk menghasilkan uang, melainkan lebih kepada berpikir dan
berkontemplasi. Perlu banyak waktu untuk menghasilkan sebuah tulisan melalui
proses mempertanyakan, mencari jawaban, dan merenungi secara dalam-dalam. Menguras
banyak tenaga tanpa menghasilkan sepeser pun rupiah.
Jika
disandingkan mana di antara gambar atau tulisan yang lebih menarik mata. Tentu
pastinya adalah gambar, dengan perpaduan warna-warna yang memanjakan kedua bola
mata dan garis-garis yang membentuk rupa. Sehingga gambar lebih mudah diterima
khalayak. Tetapi tulisan, hanyalah kumpulan kata yang disusun berkalimat,
berparagraf, sampai berhalaman-halaman. Sekilas monoton, itu-itu saja, membikin
kantuk. Bahkan cukup melihat buku setebal 500 halaman pun sudah membuat kepala
pusing. Ingin muntah rasanya. Tidak ada yang menarik dari sebuah tulisan. Itu
yang terpikir sebelum mengenal buku.
Perjumpaan
saya ketika masih di sekolah menengah dengan artikel-artikel yang bertebaran di
internet menambah rasa penasaran saya. hingga beralih ke Youtube guna mencari
referensi lain. Waktu itu saya belum merasa puas dengan jawaban-jawaban yang
dilontarkan dan akhirnya saya terpikir untuk membaca buku, satu-satunya sumber
referensi yang tersisa dan mau tidak mau saya harus melakukannya untuk
memuaskan rasa penasaran saya. Bukannya terpuaskan, saya justru semakin
penasaran dengan bacaan-bacaan lain.
Awal-awalnya
saya merasa susah menemukan buku yang tepat, atau jangan-jangan saya sendiri
memang tidak cukup mampu memahaminya. Beberapa tahun saya berhenti membaca.
Singkat cerita, dalam satu tayangan, saya menemukan seseorang yang mendongkrak
keinginan saya untuk menulis. Dialah Tere Liye dengan novel pertama yang saya
baca berjudul Rindu. Seolah-olah
dalam hati: saya ingin menulis dengan teknik yang ia gunakan. Topiknya biasa
saja, tetapi dikemas dengan sudut pandang yang berbeda. Sehingga menghasilkan
tulisan yang sangat menyentuh. Ini keren sekali. Cukup sampai di sini mengenai
Tere Liye, bukan ia yang ingin saya bahas, melainkan tulisan pada umumnya.
Percaya atau
tidak, Sebuah tulisan memiliki daya ledak yang luar biasa. Lebih besar daripada
bom Hiroshima-Nagasaki yang dijatuhkan sekutu. Saya ambil contoh, Communist Manifesto hanyalah 23 halaman
yang berisi kumpulan pamflet propaganda, walaupun ketika diterbitkan menjadi
buku menjadi sekitar seratus halaman, tetapi dampak dari buku tersebut sampai
ke seluruh dunia. Buku yang dianggap sebagai tonggak awal perlawanan terhadap
kapitalisme modern itu mampu membakar semangat kelas bawah yang melahirkan
revolusi di mana-mana.
Orang bebas
menafsirkan isi dari buku tersebut sampai-sampai ratusan juta orang habis
dibantai karena kumpulan pamflet tersebut. Sebegitu mengerikannya buku tipis
itu. Bukan pembantaian yang saya harapkan dari tulisan, melainkan mengkonversinya
ke dalam bentuk yang positif.
Sebuah tulisan akan membantu manusia
menghadapi masa depan.
Selama manusia
hidup di dunia, ia akan menghadapi masalah. Kalaupun masalah itu mampu
diselesaikan akan muncul masalah baru dan begitu seterusnya. Saya sendiri
sering menyelesaikan masalah dari sumber referensi yang pernah saya pelajari,
termasuk buku. Karena buku adalah kumpulan tulisan masa lalu yang diabadikan,
kemudian menjadi bagian sejarah manusia dan mirisnya, kehidupan ini adalah
pengulangan sejarah. Pola sejarah akan terus terulang hanya aktornya yang
berbeda. Siapapun yang tidak mempelajari sejarah, ia akan dipaksa
mengulanginya. Dari membaca ini saya terbantu untuk berjaga-jaga menghadapi
masa depan.
Semakin bertambahnya tulisan, semakin banyak
kesempatan membaca, semakin banyak cara untuk mengatasi masalah, dan semakin
banyak cara untuk membuat sesuatu yang baru.
Apa pun bisa
dijadikan topik tulisan, untuk sepak bola jepara ini memang kekurangan sangat
banyak literasi. Perlu banyak topik yang diangkat ke permukaan. Agar
kreatifitas dan inovasi tidak berhenti titik itu saja. dan perlu banyak
penulis-penulis yang perlu dilahirkan di kota ini. Sebelum kota ini mati karena
kekurangan referensi, maka tujuan utama dari ditulisnya artikel ini adalah
ajakan untuk menulis.
Pramoedya
mengatakan bahwa orang boleh menjadi pintar sepintar-pintarnya, tetapi selama
ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat. Rekam jejaknya hilang ditelan
masa. Plato hidup 2.400 tahun lalu, tetapi buku-bukunya tetap ada, diterbitkan
dan dibaca sampai sekarang. Sebab menulis adalah pekerjaan keabadian.
Orang-orang seperti Jalaluddin Rumi, Kahlil Gibran, Soekarno, Tan Malaka,
Ernest Hemingway, George Orwell memang sudah meninggal puluhan bahkan ratusan
tahun lalu, tetapi kata-kata, ide, dan pemikirannya tetap dipakai oleh setiap
generasi.
Menulislah
sebab inilah jejak kehidupan anda. Inilah cara kita menciptakan peradaban baru
masyarakat yang intelektual. Bukan tentang benar atau salah, bagus atau jelek
sebuah tulisan, tetapi bisakah anda memindahkan pemikiran-pemikiran dari kepala
anda ke dalam sebuah halaman. Tulislah dengan jujur, sesuai dengan apa yang
anda rasakan dalam hati dan pikirkan dari kepala anda. Jangan tinggalkan satu
kalimat bahkan satu kata pun yang terlintas di benak anda. Rajin-rajin mencicil
kata per kata. Simpan dalam note
anda. Kumpulkan dan rangkailah menjadi sebuah tulisan. Menulis dan menulislah!
Saya mengajak anda untuk mencatat setiap peristiwa. Jangan ragu, jangan
menyerah. Tidak masalah jika orang menilai tulisan kita buruk, asal masih ada
asa dari dalam diri untuk menulis yang lebih baik. Tingkatkan dan tingkatkan!
Produksi lebih banyak tulisan dan gagasan. Baca lebih banyak tulisan, pikirkan
dengan otak intelijen anda, dan tuangkan dalam sebuah tulisan. Jangan berhenti!
Teruslah menulis.
Apa yang
paling nikmat dari tulisan yang sudah dipublikasikan? Adalah tulisan yang
dibaca, dikutip, dibagikan, ataupun ditanggapi. Tidak masalah hanya sepasang
mata yang membaca tulisan anda, karena bukan berapa jumlah pembaca, tetapi
seluas apa pemikiran anda. Sudah berbuat apa untuk hari ini. Berikan kepada
dunia walau mereka tidak meminta.
Tidak ada rasa
tersaingi atau tersisihkan dari saya jika semakin banyak orang menulis. Justru
inilah sebuah keuntungan untuk saya agar memiliki referensi bacaan yang beragam
dan berpotensi untuk memperbesar semangat api kepenulisan saya. Saya menanti
rekan sekaligus kompetitor dalam dunia kepenulisan saya. Saling berbalas
tulisan, bertukar pikiran, berdiskusi, dan berbincang bersama. Anda mengkritik
tulisan saya dan saya juga akan mengkritik tulisan anda. Dengan begitu maka
akan tercipta ekosistem literasi yang
kritis dalam sepak bola jepara.
Bacalah apa
pun tulisan atau buku itu, entah akademis maupun naratif, entah nonfiksi atau
fiksi, entah ilmiah atau opini. Bacalah semua tema yang membuat anda tidak
pernah berhenti pada sebuah titik. Lanjutkan membaca buku-buku lain yang
senada. Semakin banyak anda membaca, semakin banyak yang perlu ditulis. Jangan pernah
berhenti untuk suatu hal yang baik. Kota ini membutuhkan banyak penulis dan
saya harap andalah orangnya.
Walaupun nanti
saya tidak bekerja di dunia kepenulisan, tetapi saya akan tetap menulis seperti
biasanya. Karena dengan menulis saya abadi.
Komentar
Posting Komentar