Ketika peluit ditiup aku selalu ragu,
engkau akan membawa angka
atau justru dibikin malu.
Entah di kandang atau sebagai tamu.
Aku sendiri selalu khawatir
ketika bola di muka gawang.
Mungkin saja blunder atau sekadar hoki.
Berharap bola segera keluar
dari area pertahanan.
Semakin kencang dada ini berdebar.
Disepak jauh beruntung berbuah angka,
jika sebaliknya
menembus batas akhir menampar jala,
ritus-ritus kolega
menaruh kedua tangan di atas kepala
memasang waajah kecewa.
Komentar
Posting Komentar